Tidak hanya tentara Belanda saja yang pernah hidup di Benteng Van Der
Wijck. Jenderal Besar Soeharto, penguasa Orde Baru bahkan sempat melewatkan
lembar hidupnya di benteng yang terletak di Desa Sedayu, Kecamatan Gombong,
Kebumen, Jawa Tengah (Jateng) sewaktu menjadi anggota KNIL.
Benteng kokoh yang kini dicat merah itu telah
berganti-ganti fungsinya. Sejak dibangun saat terjadinya peperangan Pangeran
Diponegoro sekitar 1825-1830, Benteng Van Der Wijck digunakan sebagai tempat
pertahanan. Meski demikian, ada sejumlah ahli yang yakin kalau benteng itu
bukan merupakan benteng pertahanan, melainkan sebagai benteng logistik dan
Puppilen School atau sekolah calon militer. Secara pasti memang tidak ada
sejarah yang mencatat secara persis untuk apa saja benteng itu difungsikan.
Untuk berkeliling benteng dengan jalan kaki santai membutuhkan waktu
sekitar 30 menit menyusuri lantai satu dan dua. Di lantai satu dan dua terdapat
masing-masing 16 ruangan besar dengan ukuran 18 x 6,5 m. Sementara ruang kecil
di lantai satu berbagai macam ukuran ada 27 ruangan, sementara di lantai dua
terdapat 25 ruangan. Pada lantai satu terdapat empat pintu gerbang, 72 jendela,
63 pintu antarruangan maupun pintu keluar benteng, 8 anak tangga ke lantai dua
serta dua anak tangga darurat. Sedangkan di lantai dua, terdapat 84 jendela, 70
pintu penghubung dan empat anak tangga ke bagian atap.
Bahkan
Sekarang benteng Van Der Wijck sudah menjadi obyek wisata yang disenangi
pengunjung. Karena disana banyak yang bisa dinikmati baik wisata sejarah maupun
wisata keluarga.
OK… SEKIAN…
OK… SEKIAN…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar